Reyan poenya

Jumat, 07 Oktober 2011

Profil ekonomi wilayah dan kota


  Analisis Agregat (agregate regional)
Analisis agregat digunakan untuk mengetahui gambaran umum konstribusi perkembangan perekonomian suatu wilayah kepada wilayah lain yang lebih luas dimana wilayah tersebut berada pada satu tempat. Dengan demikian, analisis agregat dapat digunakan untuk :
·      Melihat wilayah sebagai replika dari nasional dengan modifikasi.
·      Wilayah dipandang sebagai sebuah unit dalam konteks ruang yang lebih luas.
Dengan analisis agregat kita dapat mengetahui bagaimana tingkat, sumber dan distribusi pendapatan dan tenaga kerja yang terdapat dalam suatu wilayah, data ini sangat penting untuk melihat gambaran umum keadaan perekonomian suatu wilayah dan bagaimana setiap sektor perekonomian menyumbangkan pendapatannya dalam suatu wilayah.
Melalui data tingkat pendapatan yang dianalisis melalui analisis agregat, kita juga dapat mengetahui bagaimana komposisi sektor ekonomi berkonstribusi dalam perkembangan perekonomian wilayah tersebut, sehingga kita dapat mengetahui jumlah factor-faktor produksi (investasi, tenaga kerja) yang tersedia dan bagaimana kualitasnya.
Seluruh data-data tersebut memiliki keterkaitan satu sama lain, terutama antar sektor ekonomi (backward forward linkage) yang dapat menunjukan pola perubahan aspek-aspek ekonomi dan perbandingan aspek-aspek tesebut terhadap aspek yang terdapat di nasional dan wilayah lain.
Pola perubahan aspek-aspek ekonomi yang terjadi memliki sifat dan intensitas aliran faktor-faktor produksi yang terjadi antarwilayah. Dalam analisa agregat hal ini tidak mendapat perhatian yang khusus, akan tetapi dalam pola tersebut terdapat konsekuensi yang terjadi dari adanya aliran-aliran faktor produksi yang berdampak terhadap perkembangan perekonomian wilayah.
Peran pemerntah dalam perkembangan perekonomian yang dilihat melalui analisis agregat sangat penting, terutama dalam menentukan kebijakan publik, dan administrasi yang berpengaruh terhadap kinerja perekonomian wilayah. Oleh karena itu  pola perubahan aliran faktor produksi dan tingkat pendapatan sangat dipengaruhi kebijakan instusional yang berkaitan dengan bagaimana potensi masalah dan peluang yang dapat dilihat dalam upaya pengembangan kondisi perekonomian suatu wilayah di masa depan. Kebijakan pemerintah juga sangat berpengaruh dalam melihat konsekuensi dari kebijakan ini dalam kaitan dengan wilayah lain.


 Analisis Intra Wilayah
Analisis intrawilayah merupakan salah satu jenis analisis yang melihat secara lebih mendalam apa yang ada di wilayah. Wilayah dilihat sebagai sebuah unit atau penjumlahan dari elemen-elemen yang ada di dalamnya.
Dalam analisis intarawilayah ini, hal yang disoroti adalah bagaimana karakteristik dari tempat-tempat dalam suatu wilayah dan bagaimana interaksi yang terjadi di dalamnya. Analisis dilakukan lebih dalam pada setiap komponen yang ada di dalamnya. Jadi, analisis ini memandang suatu wilayah sebagai kumpulan dari wilayah-wilayah lain yantg skalanya lebih sempit serta masing-masingnya memiliki aktivitas dan karakteristik sendiri-sendiri.
Analisis intrawilayah suatu kotamadya berarti menyoroti pokok analisis pada kecamatan-kecamatan yang ada di dalamnya, analisis intrawilayah suatu provinsi berarti menyoroti pokok analisis pada kabupaten-kabupaten yang ada di dalamnya, dan seterusnya. Contoh hal yang dibahas dalam suatu analisis intarawilayah yaitu bagaimana karakteristik ekonomi di subwilayah dan bagaimana perbandingan diantaranya, bagaimana tingkat pendapatan pada masing-masing subwilayah dan bagaimana kontribusi masing-masingnya terhadap wilayah, bagaimana tingkat konsentrasi dan spesialisasi sektor-sektor ekonomi pada masing-masing subwilayah, dan lain-lain.

2.3       Location Quotient (LQ)
            Perkembangan perekonomian Kabupaten Grobogan dapat diketahui dengan analisis indikator ekonomi seperti, analisis shift share, LQ dan lain sebagainya. Analisis ini Mengidentifikasi sektor-sektor strategis  untuk mengetahui sektor-sektor yang memiliki keunggulan dan proses pengembangannya dalam sebuah perencanaan disuatu wilayah berdasarkan  potensi sumber daya alam, lapangan perkerjaan maupun mata pencaharian warga yang akan mempengaruhi pendapatan masyarakat di wilayah tersebut. Sektor-sektor strategis juga memilki interakasi dengan sektor lainnya, baik itu didalam maupun diluar wilayah tersebut. Dari analisis tersebut dapat mempermudah dalam menentukan analisis sektor-sektor suatu wilayah. Analisis-analisis tersebut yaitu sebagai berikut :
            Analisis Location Quotient (LQ) digunakan untuk mengetahui tingkat spesialisasi sektor-sektor di suatu daerah atau sektor sektor basis atau sektor leading.  Location quotien ini  merupakan alat sederhana yang banyak digunakan untuk mengukur spesalisaasi relatif pada suatu wilayah dalam sektor sektor tertentu. 

Dari hasil perhitungan LQ suatu sektor, kriteria umum yang digunakan sebagai berikut :
Ø  Jika LQ > 1, disebut sektor basis
Yaitu sektor yang tingkat spesialisasinya lebih tinggi daripada tingkat wilayah acuan.
Ø  Jika LQ < 1, disebut sektor non-basis
Yaitu sektor yang tingkat spesialisasinya lebih rendah daripada tingkat wilayah acuan.
Ø  Jika LQ = 1, tingkat spesialisasi daerah sama dengan tingkat wilayah acuan
Data yang diperlukan dalam pengolahan analisis LQ  adalah data sektor daerah dan wilayah acuan untuk suatu tahun tertentu. Data yang digunakan dalam analisis ini sebaiknya data menurut harga konstan dari PDRB Kabupaten dan provinsi. Salah satu  kelebihan menganalisis dengan Location Quotient  yakni dapat digunakan dengan cepat dan mudah. Analisis ini dapat dijadikan sebagai langkah pertama dan dilanjutkan dengan analisis lainnya, untuk mengetahui perubahan tingkat spesialisasi dari masing-masing sektor dapat diketahui dengan membandingkan LQ dari tahun ke tahun. Selain itu analisis ini juga memiliki kelemahan yaitu nilai hasil perhitungan analisis ini di pengaruhi faktor-faktor tertentu. Terkadang nilai perhitunganya ini rancu karena tingkat disagregasi peubah spealisasi, pemilihan peubah acuan, pemilih entity yang diperbandingkan, pemilihan tahun dan kualitas data.


 Analisis  Shift Share
            Selain dari  LQ (Location Quotient) terdapat juga metode Analisis  Shift Share. Analisis Shift Share ini digunakan menganalisis perubahan kegiatan ekonomi contohnya seperti produksi dan kesempatan kerja pada perekonomian daerah, pergeseran struktur, posisi relatif sektor-sektor ekonomi dan identifikasi sektor unggul daerah dalam kaitannya dengan perekonomian acuan (wilayah acuan/ wilayah lebih luas) pada periode waktu tertentu (lebih dari 1 tahun).
 Dengan menggunakan metode ini dapat diketahui bagaimana perkembangan suatu sektor di suatu daerah atau wilayah jika di bandingkan secara relatif dengan sektor lainnya, apakah pertumbuhannya cepat atau lambat. Hasil analisis ini juga dapat menunjukkan bagaimana perkembangan suatu wilayah dibandingkan dengan wilayah lainnya.

Analisis ini diasumsikan bahwa pertumbuhan sektor daerah di pengaruhi oleh 3 komponen, yaitu :
 a.      Komponen Pertumbuhan Nasional (KPN)
Komponen ini adalah komponen yang sering disebut sebagai nationl share. Komponen Pertumbuhan Nasional yaitu perubahan sektor daerah yang disebabkan oleh perubahan sektor daerah secara umum, kebijakan ekonomi nasional dan kebijakan lain yang mampu mempengaruhi sektor perekonomian dalam suatu wilayah. Komponen Pertumbuhan Proposional (KPP)
Komponen selanjutnya adalah komponen yang merupakan propotional shift, yaitu penyimpangan dari national share yang ada dalam pertumbuhan wilayah. KPP ini digunakan untuk mengukur perbedaan pertumbuhan sektor ekonomi dengan  pertumbuhan agregat. Dimana apabila komponen ini pada salah satu sektor  ekonomi wilayah bernilai positif, sama artinya dengan sektor tersebut berkembang dalam perekonomian acuan, dan sebaliknya akan negatif jika sektor tersebut mengalami penurunan kinerja. Maka dengan kata lain KPP bernilai positif (KPP>0) pada wilayah/daerah yang berspesialisasi dalam sektor yg secara nasional tumbuh cepat. KPP bernilai negatif (KPP<0) pada wilayah/daerah yang berspesialisasi dalam sektor yg secara nasional tumbuh lambat.
b.      Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah (KPPW)
Lalu komponen terakhir adalah komponen dengan differential shift yaitu komponen lokasional atau regional atau sisa lebihan. KPPW ini berfungsi untuk mengukur kinerja sektor-sektor lokal terhadp sektor-sektor yang sama pada perekonomian wilayah. Jika KPPW bernilai positif (KPPW>0) pada sektor yang mempunyai keunggulan komparatif (comparative advantage) di wilayah /daerah tersebut (keuntungan lokasional), KPPW bernilai negatif (KPPW < 0) pada sektor yang tidak mempunyai keunggulan komparatif / tidak dapat bersaing. Jadi apabila komponen ini pada salah satu sektor positif, maka daya saing sektor lokal meningkat dibandingkan sektor yang sama pada ekonomi acuan, dan apabila negatif terjadi sebaliknya.
Adapun rumus yang digunakan untuk mengetahui PE nya dengan menggunakan ke 3 komponen diatas, yaitu:




PE       =  KPN + KPP + KPPW
=  (Yt/Yo – 1)  +  (Yit / Yio  - Yt/Yo) +  (yit / yio  - Yit/Yio)
=  [Ra – 1]       +  [ Ri  -  Ra ]              +  [ri  -  Ri]





 



Keterangan :
§  PE       =  pertumbuhan ekonomi wilayah lokal.
§  Yt        =  indikator ekonomi wil. Nasional, akhir tahun analisis.
§  Yo       =  indikator ekonomi wil. Nasional, awal tahun analisis.
§  Yit       =  indikator ekonomi wil. Nasional sektor i, akhir tahun analisis.
§  Yio      =  indikator ekonomi wil. Nasional sektor i ,awal tahun analisis.
§  yit        =  indikator ekonomi wil. Lokal sektor i , akhir tahun analisis.
§  yio       =  indikator ekonomi wil. Lokal sektor i , awal tahun analisis.

Untuk mengetahui Pergeseran Bersih (PB), dapat menggunakan rumus :
PB   =  KPP +  KPPW

 


Keterangan :
§       Jika PB ≥ 0  à sektor tersebut progresif
§      Jika PB < 0  à sektor tersebut mundur


Adapun langkah-langkah dasar untuk perhitungan dengan menggunakan analisis Shift Share adalah sebagai berikut :
·  Langkah 1       :Hitung dan bandingkan pertumbuhan pendapatan di daerah   dengan wilayah acuan.
·  Langkah 2       :Hitung perubahan pendapatan daerah di setiap sektor, yaitu dengan mengurangkan pendapatan pada akhir waktu kajian untuk masing-masing sektor dengan pendapatan pada awal tahun kajian.
·  Langkah 3       :Hitung komponen masing-masing pertumbuhan :
Ø  Komponen Pertumbuhan Nasional (KPN)
Ø  Komponen Pertumbuhan Proporsional (KPP)
Ø  Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah (KPPW)
· Langkah 4        :Tafsirkan perhitungan, dengan mengenali sektor-sektor KPP yang bertanda positif dan negatif. Apabila suatu sektor bertanda positif, maka sektor tersebut pesat pertumbuhan, dan pengaruhnya pada pendapatan daerah juga positif. Sebaliknya yang bertanda negatif disebut sektor yang lamban pertumbuhannya yang berpengaruh negatif pada pendapatan daerah.
·  Langkah 5       :Mengenali sektor KPPW yang bertanda positf dan negatif. Sektor yang bertanda positif berarti mengalami peningkatan daya saing/ keunggulan komparatif daerah dalam kaitannya dengan daerah lain pada waktu kajian.
·  Langkah 6      :Menghitung pergeseran bersih (net shift) untuk menemukan sektor-sektor maju dan kurang maju, yaitu dengan menjumlahkan komponen KPP dan KPPW dari masing-masing sektor. Bila hasilnya positif, maka sektor yang bersangkutan maju dan bila negatif maka sektor tersebut kurang maju.
·  Langkah 7       :Mengenali sektor-sektor yang termasuk unggul, agak unggul, agak mundur, mundur dalam selang waktu kajian. Keluaran semua sektor daerah dapat digambarkan pada diagram yang terdiri dari 4 kuadran. Yang menjadi acuan utama dalam analisis ini adalah KPPW atau komponen pertumbuhan daya saing daerah, karena komponen tersebut. merupakan komponen terpenting dalam pertumbuhan suatu daerah.

·  Langkah 8       :Kalikan komponen KPN, KPP, dan KPPW masing-masing sektor dengan sektor yang sama pada PDRB awal tahun kajian untuk mengetahui nilai absolut pertumbuhan.

Analisis Shift Share memiliki beberapa keunggulan, yaitu:
1.      Dapat digunakan untuk memperoleh gambaran rinci mengenai pergeseran struktur ekonomi.
2.      Menggambarkan posisi relatif masing-masing sektor perekonomian daerah terhadap wilayah acuan.
3.      Menggambarkan sektor-sektor unggulan yang dapat dipacu untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
4.      Menggambarkan sektor yang posisinya relatif lemah namun dianggap strategis (pertimbangan penyerapan tenaga kerja) untuk dipacu.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar