Analisis Agregat
(agregate regional)
Analisis agregat digunakan untuk mengetahui gambaran umum konstribusi
perkembangan perekonomian suatu wilayah kepada wilayah lain yang lebih luas
dimana wilayah tersebut berada pada satu tempat. Dengan demikian, analisis agregat dapat digunakan untuk :
· Melihat wilayah sebagai replika dari nasional dengan
modifikasi.
· Wilayah dipandang sebagai sebuah unit dalam konteks
ruang yang lebih luas.
Dengan analisis agregat kita dapat mengetahui bagaimana tingkat, sumber dan distribusi pendapatan dan tenaga
kerja yang terdapat dalam suatu wilayah, data ini sangat penting untuk melihat
gambaran umum keadaan perekonomian suatu wilayah dan bagaimana setiap sektor
perekonomian menyumbangkan pendapatannya dalam suatu wilayah.
Melalui data
tingkat pendapatan yang dianalisis melalui analisis agregat, kita juga dapat
mengetahui bagaimana komposisi sektor ekonomi berkonstribusi dalam perkembangan
perekonomian wilayah tersebut, sehingga kita dapat mengetahui jumlah
factor-faktor produksi (investasi, tenaga kerja) yang tersedia dan bagaimana
kualitasnya.
Seluruh
data-data tersebut memiliki keterkaitan satu sama lain, terutama antar sektor
ekonomi (backward forward linkage) yang dapat
menunjukan pola perubahan aspek-aspek ekonomi dan perbandingan aspek-aspek tesebut terhadap aspek yang
terdapat di nasional dan wilayah lain.
Pola perubahan
aspek-aspek ekonomi
yang terjadi memliki sifat dan
intensitas aliran faktor-faktor produksi yang terjadi antarwilayah. Dalam analisa
agregat hal ini tidak mendapat perhatian yang khusus, akan tetapi dalam pola
tersebut terdapat konsekuensi yang terjadi
dari adanya aliran-aliran faktor produksi yang berdampak terhadap perkembangan
perekonomian wilayah.
Peran pemerntah
dalam perkembangan perekonomian yang dilihat melalui analisis agregat sangat penting,
terutama dalam menentukan kebijakan publik, dan administrasi yang berpengaruh
terhadap kinerja perekonomian wilayah. Oleh karena itu pola perubahan aliran faktor produksi dan
tingkat pendapatan sangat dipengaruhi kebijakan instusional yang berkaitan
dengan bagaimana potensi masalah dan peluang yang dapat dilihat dalam upaya
pengembangan kondisi perekonomian suatu wilayah di masa depan. Kebijakan
pemerintah juga sangat berpengaruh dalam melihat konsekuensi dari kebijakan ini
dalam kaitan dengan wilayah lain.
Analisis
Intra Wilayah
Analisis
intrawilayah merupakan salah satu jenis analisis yang melihat secara lebih
mendalam apa yang ada di wilayah. Wilayah dilihat sebagai sebuah unit atau
penjumlahan dari elemen-elemen yang ada di dalamnya.
Dalam analisis
intarawilayah ini, hal yang disoroti adalah bagaimana karakteristik dari
tempat-tempat dalam suatu wilayah dan bagaimana interaksi yang terjadi di
dalamnya. Analisis dilakukan lebih dalam pada setiap komponen yang ada di
dalamnya. Jadi, analisis ini memandang suatu wilayah sebagai kumpulan dari
wilayah-wilayah lain yantg skalanya lebih sempit serta masing-masingnya
memiliki aktivitas dan karakteristik sendiri-sendiri.
Analisis
intrawilayah suatu kotamadya berarti menyoroti pokok analisis pada
kecamatan-kecamatan yang ada di dalamnya, analisis intrawilayah suatu provinsi
berarti menyoroti pokok analisis pada kabupaten-kabupaten yang ada di dalamnya,
dan seterusnya. Contoh hal yang dibahas dalam suatu analisis intarawilayah
yaitu bagaimana karakteristik ekonomi di subwilayah dan bagaimana perbandingan
diantaranya, bagaimana tingkat pendapatan pada masing-masing subwilayah dan
bagaimana kontribusi masing-masingnya terhadap wilayah, bagaimana tingkat
konsentrasi dan spesialisasi sektor-sektor ekonomi pada masing-masing
subwilayah, dan lain-lain.
2.3
Location
Quotient (LQ)
Perkembangan perekonomian Kabupaten Grobogan dapat diketahui dengan analisis indikator ekonomi
seperti, analisis shift share, LQ dan lain sebagainya. Analisis ini Mengidentifikasi sektor-sektor strategis untuk mengetahui
sektor-sektor yang memiliki keunggulan dan proses pengembangannya dalam sebuah
perencanaan disuatu wilayah berdasarkan potensi sumber daya alam, lapangan perkerjaan maupun mata pencaharian warga yang akan mempengaruhi
pendapatan masyarakat di wilayah tersebut. Sektor-sektor strategis juga memilki
interakasi dengan sektor lainnya, baik itu didalam maupun diluar wilayah
tersebut. Dari analisis tersebut dapat mempermudah dalam menentukan analisis
sektor-sektor suatu wilayah. Analisis-analisis tersebut yaitu sebagai berikut :
Analisis Location Quotient (LQ)
digunakan untuk mengetahui tingkat spesialisasi sektor-sektor di suatu daerah
atau sektor sektor basis atau sektor leading. Location quotien ini merupakan alat sederhana yang banyak digunakan
untuk mengukur spesalisaasi relatif pada suatu wilayah dalam sektor sektor
tertentu.
Dari hasil perhitungan LQ suatu sektor, kriteria
umum yang digunakan sebagai berikut :
Ø
Jika LQ > 1, disebut sektor basis
Yaitu sektor yang tingkat spesialisasinya lebih tinggi
daripada tingkat wilayah acuan.
Ø
Jika LQ < 1, disebut sektor non-basis
Yaitu sektor yang tingkat spesialisasinya lebih rendah
daripada tingkat wilayah acuan.
Ø Jika
LQ = 1, tingkat spesialisasi daerah sama dengan tingkat wilayah acuan
Data
yang diperlukan dalam pengolahan analisis LQ
adalah data sektor daerah dan wilayah acuan untuk suatu tahun tertentu.
Data yang digunakan dalam analisis ini sebaiknya data menurut harga konstan
dari PDRB Kabupaten dan provinsi. Salah satu
kelebihan menganalisis dengan Location Quotient yakni dapat digunakan dengan cepat dan mudah.
Analisis ini dapat dijadikan sebagai langkah pertama dan dilanjutkan dengan
analisis lainnya, untuk mengetahui perubahan tingkat spesialisasi dari
masing-masing sektor dapat diketahui dengan membandingkan LQ dari tahun ke
tahun. Selain itu analisis ini juga memiliki kelemahan yaitu nilai hasil
perhitungan analisis ini di pengaruhi faktor-faktor tertentu. Terkadang nilai
perhitunganya ini rancu karena tingkat disagregasi peubah spealisasi, pemilihan
peubah acuan, pemilih entity yang diperbandingkan, pemilihan tahun dan kualitas
data.
Analisis Shift Share
Selain
dari LQ (Location Quotient) terdapat
juga metode Analisis Shift Share. Analisis
Shift Share ini digunakan menganalisis perubahan kegiatan ekonomi contohnya
seperti produksi dan kesempatan kerja pada perekonomian daerah, pergeseran
struktur, posisi relatif sektor-sektor ekonomi dan identifikasi sektor unggul
daerah dalam kaitannya dengan perekonomian acuan (wilayah acuan/ wilayah lebih
luas) pada periode waktu tertentu (lebih dari 1 tahun).
Dengan menggunakan metode ini dapat diketahui
bagaimana perkembangan suatu sektor di suatu daerah atau wilayah jika di
bandingkan secara relatif dengan sektor lainnya, apakah pertumbuhannya cepat
atau lambat. Hasil analisis ini juga dapat menunjukkan bagaimana perkembangan
suatu wilayah dibandingkan dengan wilayah lainnya.
Analisis ini diasumsikan bahwa
pertumbuhan sektor daerah di pengaruhi oleh 3 komponen, yaitu :
a.
Komponen Pertumbuhan Nasional (KPN)
Komponen ini adalah komponen yang sering disebut sebagai nationl share. Komponen Pertumbuhan
Nasional yaitu perubahan sektor daerah yang disebabkan oleh perubahan sektor
daerah secara umum, kebijakan ekonomi nasional dan kebijakan lain yang mampu
mempengaruhi sektor perekonomian dalam suatu wilayah. Komponen Pertumbuhan
Proposional (KPP)
Komponen selanjutnya adalah komponen yang merupakan propotional shift, yaitu penyimpangan
dari national share yang ada dalam
pertumbuhan wilayah. KPP ini digunakan untuk mengukur perbedaan pertumbuhan
sektor ekonomi dengan pertumbuhan
agregat. Dimana apabila komponen ini pada salah satu sektor ekonomi wilayah bernilai positif, sama
artinya dengan sektor tersebut berkembang dalam perekonomian acuan, dan
sebaliknya akan negatif jika sektor tersebut mengalami penurunan kinerja. Maka
dengan kata lain KPP
bernilai positif (KPP>0) pada wilayah/daerah yang berspesialisasi dalam
sektor yg secara nasional tumbuh cepat. KPP
bernilai negatif (KPP<0) pada wilayah/daerah yang berspesialisasi dalam
sektor yg secara nasional tumbuh lambat.
b.
Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah (KPPW)
Lalu komponen terakhir adalah komponen dengan differential shift yaitu komponen
lokasional atau regional atau sisa lebihan. KPPW ini berfungsi untuk mengukur
kinerja sektor-sektor lokal terhadp sektor-sektor yang sama pada perekonomian
wilayah. Jika KPPW
bernilai positif (KPPW>0)
pada sektor yang mempunyai keunggulan komparatif (comparative advantage) di wilayah /daerah tersebut (keuntungan lokasional), KPPW bernilai
negatif (KPPW < 0) pada sektor yang tidak mempunyai keunggulan komparatif /
tidak dapat bersaing. Jadi apabila komponen
ini pada salah satu sektor positif, maka daya saing sektor lokal meningkat
dibandingkan sektor yang sama pada ekonomi acuan, dan apabila negatif terjadi
sebaliknya.
Adapun rumus yang digunakan untuk mengetahui PE nya
dengan menggunakan ke 3 komponen diatas, yaitu:
PE =
KPN + KPP + KPPW
= (Yt/Yo – 1) +
(Yit / Yio - Yt/Yo) + (yit / yio - Yit/Yio)
= [Ra – 1] +
[ Ri - Ra ] + [ri
- Ri]
|
Keterangan
:
§ PE =
pertumbuhan ekonomi wilayah lokal.
§ Yt =
indikator ekonomi wil. Nasional, akhir tahun analisis.
§ Yo =
indikator ekonomi wil. Nasional, awal tahun analisis.
§ Yit =
indikator ekonomi wil. Nasional sektor i, akhir tahun analisis.
§ Yio =
indikator ekonomi wil. Nasional sektor i ,awal tahun analisis.
§ yit =
indikator ekonomi wil. Lokal sektor i , akhir tahun analisis.
§ yio =
indikator ekonomi wil. Lokal sektor i , awal tahun analisis.
Untuk mengetahui Pergeseran
Bersih (PB), dapat menggunakan rumus :
Keterangan
:
§ Jika PB ≥ 0 à sektor tersebut
progresif
§ Jika PB <
0 à sektor tersebut
mundur
Adapun langkah-langkah dasar
untuk perhitungan dengan menggunakan analisis Shift Share adalah sebagai
berikut :
· Langkah
1 :Hitung dan bandingkan pertumbuhan
pendapatan di daerah dengan wilayah
acuan.
· Langkah
2 :Hitung perubahan pendapatan
daerah di setiap sektor, yaitu dengan mengurangkan pendapatan pada akhir waktu
kajian untuk masing-masing sektor dengan pendapatan pada awal tahun kajian.
· Langkah
3 :Hitung komponen masing-masing
pertumbuhan :
Ø Komponen
Pertumbuhan Nasional (KPN)
Ø Komponen
Pertumbuhan Proporsional (KPP)
Ø Komponen
Pertumbuhan Pangsa Wilayah (KPPW)
· Langkah
4 :Tafsirkan
perhitungan, dengan mengenali sektor-sektor KPP yang bertanda positif dan
negatif. Apabila suatu sektor bertanda positif, maka sektor tersebut pesat pertumbuhan,
dan pengaruhnya pada pendapatan daerah juga positif. Sebaliknya yang bertanda
negatif disebut sektor yang lamban pertumbuhannya yang berpengaruh negatif pada
pendapatan daerah.
· Langkah
5 :Mengenali sektor KPPW yang
bertanda positf dan negatif. Sektor yang bertanda positif berarti mengalami
peningkatan daya saing/ keunggulan komparatif daerah dalam kaitannya dengan
daerah lain pada waktu kajian.
· Langkah
6 :Menghitung
pergeseran bersih (net shift) untuk menemukan sektor-sektor maju dan kurang maju, yaitu dengan menjumlahkan komponen KPP dan KPPW dari masing-masing
sektor. Bila hasilnya positif, maka sektor yang bersangkutan maju dan bila
negatif maka sektor tersebut kurang maju.
· Langkah
7 :Mengenali
sektor-sektor yang termasuk unggul, agak unggul, agak mundur, mundur dalam
selang waktu kajian. Keluaran semua sektor daerah dapat digambarkan pada
diagram yang terdiri dari 4 kuadran. Yang menjadi acuan utama dalam analisis
ini adalah KPPW atau komponen pertumbuhan daya saing daerah, karena komponen
tersebut. merupakan komponen terpenting dalam pertumbuhan suatu daerah.
· Langkah
8 :Kalikan komponen KPN, KPP, dan
KPPW masing-masing sektor dengan sektor yang sama pada PDRB awal tahun kajian
untuk mengetahui nilai absolut pertumbuhan.
Analisis Shift Share memiliki beberapa keunggulan,
yaitu:
1. Dapat
digunakan untuk memperoleh gambaran rinci mengenai pergeseran struktur ekonomi.
2. Menggambarkan
posisi relatif masing-masing sektor perekonomian daerah terhadap wilayah acuan.
3. Menggambarkan
sektor-sektor unggulan yang dapat dipacu untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
4. Menggambarkan
sektor yang posisinya relatif lemah namun dianggap strategis (pertimbangan
penyerapan tenaga kerja) untuk dipacu.